Reglow Clinic

Bahaya Kekurangan Kolagen untuk Kulit dan Tubuh yang Harus Diwaspadai

Dipublikasikan pada: 20 Aug 2025

Gambar artikel

Bahaya Kekurangan Kolagen untuk Kulit dan Tubuh yang Harus Diwaspadai

Kolagen adalah protein paling melimpah di tubuh, bertindak sebagai “lem” yang mengikat sel-sel kulit, tulang, otot, tendon, dan ligamen. Ia menjaga kulit tampak kencang, elastis, dan awet muda. Namun seiring bertambahnya usia dan paparan sehari-hari, produksi kolagen menurun secara alami. Kekurangan kolagen tak hanya membuat kulit tampak tua lebih cepat, tapi juga berdampak pada keseluruhan kesehatan tubuh.

1. Dampak Kekurangan Kolagen pada Kulit

a. Kulit Kehilangan Elastisitas
Elastisitas kulit adalah kemampuan alami kulit untuk kembali ke bentuk semula setelah ditarik atau ditekan. Namun, ketika produksi kolagen menurun, jaringan penyokong kulit menjadi lemah dan rapuh, sehingga elastisitas kulit ikut berkurang. Akibatnya, kulit terlihat lebih kendur dan kusam, terutama pada area pipi, rahang, dan bawah mata. Kondisi ini paling umum dialami oleh orang-orang yang memasuki usia 30 tahun ke atas atau mereka yang terpapar sinar matahari dan polusi secara berlebihan. Penurunan kolagen membuat struktur dermis tidak lagi mampu menopang kulit dengan baik, sehingga tanda-tanda penuaan pun muncul lebih cepat.

b. Kulit Kering dan Mudah Iritasi
Kulit yang kekurangan kolagen cenderung menjadi kering, kasar, dan lebih mudah mengalami iritasi. Hal ini disebabkan oleh melemahnya lapisan dermis, sehingga kemampuan kulit untuk menahan air pun berkurang. Akibatnya, kelembapan kulit cepat menguap dan permukaan kulit menjadi tidak halus. Gejala ini sering dialami oleh lansia maupun orang yang memiliki kulit sensitif atau tinggal di lingkungan yang kering atau beriklim ekstrem. Karena kolagen berperan penting dalam menjaga struktur dan daya tahan kulit, jumlah yang tidak mencukupi membuat kulit tidak mampu menjaga hidrasi alami secara optimal. Studi berjudul Oral Intake of Low-Molecular-Weight Collagen Peptide Improves Hydration, Elasticity, and Wrinkling in Human Skin: A Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled Study menemukan peningkatan hidrasi kulit yang signifikan setelah asupan kolagen 6 dan 12 minggu, serta pengurangan kasar kulit dan kerutan.

c. Penuaan Dini dan Munculnya Garis Halus
Munculnya garis-garis halus, kerutan, dan wajah yang tampak lebih tua dari usia sebenarnya adalah salah satu dampak yang paling sering dikaitkan dengan kekurangan kolagen. Saat jumlah kolagen di kulit menurun, struktur penyangga kulit melemah sehingga tidak lagi mampu mengikuti pergerakan otot wajah dengan baik. Akibatnya, ekspresi wajah seperti tersenyum atau mengernyit akan meninggalkan bekas garis yang bertahan lebih lama. Kondisi ini umumnya mulai dirasakan pada usia 30 hingga 40 tahun ke atas, terlebih bagi mereka yang sering terpapar sinar UV tanpa perlindungan, merokok, atau memiliki gaya hidup tidak sehat. Karena kolagen merupakan komponen utama yang menjaga ketebalan dan kekencangan kulit, penurunannya mempercepat munculnya tanda-tanda penuaan.

2. Dampak Kekurangan Kolagen pada Tubuh

a. Fungsi Sendi dan Tendon Terganggu
Kolagen tidak hanya penting untuk kulit, tapi juga berperan besar dalam menjaga kekuatan dan kelenturan sendi serta tendon. Saat jumlah kolagen berkurang, jaringan ikat yang menyusun sendi menjadi lemah, kaku, dan tidak lagi elastis. Hal ini menyebabkan sendi terasa nyeri saat bergerak dan lebih mudah mengalami cedera, seperti keseleo atau pembengkakan. Masalah ini kerap dialami oleh atlet, orang yang berusia lanjut, maupun mereka yang memiliki aktivitas fisik tinggi atau kelebihan berat badan. Karena kolagen berfungsi sebagai bantalan dan pelumas alami pada sendi, kekurangannya akan membuat tubuh kesulitan meredam tekanan dari pergerakan sehari-hari.

b. Kesehatan Tulang Berisiko
Kolagen merupakan bagian penting dari struktur tulang, karena membentuk kerangka mikroskopis yang menjadi tempat mineral seperti kalsium melekat. Saat produksi kolagen menurun, struktur dasar tulang melemah sehingga membuat tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Dalam jangka panjang, kekurangan kolagen meningkatkan risiko terjadinya pengeroposan tulang atau osteoporosis. Kondisi ini umumnya dialami oleh wanita pasca-menopause, lansia, serta individu yang memiliki defisiensi vitamin D atau kalsium. Tanpa kolagen yang cukup, tulang kehilangan fleksibilitas dan kekuatannya secara bertahap. Studi berjudul Collagen supplementation in skin and orthopedic diseases: A review of the literature menunjukkan suplementasi kolagen meningkatkan kekuatan, densitas, dan massa tulang, serta memperbaiki mobilitas sendi dan struktur jaringan ikat.

c. Massa Otot Menurun
Selain berperan dalam pembentukan kulit dan tulang, kolagen juga penting untuk mempertahankan massa dan kekuatan otot. Saat tubuh kekurangan kolagen, jaringan otot sulit untuk memperbaiki diri setelah aktivitas fisik dan menjadi lebih rentan menyusut. Gejala ini biasanya dirasakan oleh pria dan wanita lanjut usia, terutama mereka yang kurang beraktivitas atau tidak mendapatkan asupan protein yang cukup. Karena kolagen membantu menjaga struktur serat otot tetap utuh, penurunannya akan memperlambat proses pemulihan dan regenerasi otot baru, yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya stamina dan kekuatan fisik. Studi berjudul The Effects of Collagen Peptides as a Dietary Supplement on Muscle Damage Recovery and Fatigue Responses: An Integrative Review menemukan suplementasi kolagen peptida membantu mengurangi stres otot setelah latihan resistensi intensif, menunjukkan manfaat dalam pemulihan otot.

d. Penyembuhan Luka Lebih Lama
Kolagen berperan penting dalam proses penyembuhan luka, baik luka kecil seperti lecet maupun luka pascaoperasi. Dalam proses ini, kolagen membantu membentuk jaringan baru dan memperkuat kulit yang sedang dalam masa pemulihan. Jika tubuh kekurangan kolagen, proses pembentukan jaringan akan melambat sehingga luka membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh dan lebih mungkin meninggalkan bekas. Hal ini sering terjadi pada pasien dengan kondisi seperti diabetes, lansia, atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Karena kolagen tipe I dan III sangat penting dalam tahapan regenerasi dan perbaikan jaringan, kekurangannya bisa mengganggu keseluruhan proses penyembuhan luka secara alami.

Penyebab Produksi Kolagen Menurun

Menurut Alodokter, beberapa faktor mempercepat penurunan kolagen berikut:

  1. Penuaan alami (menuanya sudah bawaan)
     
  2. Paparan sinar ultraviolet (UV): menyerang dan memecah kolagen dan elastin
     
  3. Merokok: nikotin dan zat berbahaya memperlambat aliran darah, merusak kolagen
     
  4. Kurang tidur: kortisol naik, kolagen rusak, dan perbaikan kulit terhambat
     
  5. Konsumsi gula berlebihan: menimbulkan inflamasi dan memecah molekul kolagen
     
  6. Ekspresi wajah berulang: lipatan otot yang sering digunakan memicu kerutan
     
  7. Kelainan genetik seperti Ehlers-Danlos & penyakit autoimun (lupus, skleroderma)

Bahaya Jangka Panjang Kekurangan Kolagen

Jika tidak ditangani, kekurangan kolagen dapat menyebabkan:

  • Kulit cepat menua, mengendur, dan muncul flek hitam
     
  • Rasa sakit sendi kronis, berisiko kondisi osteoarthritis
     
  • Peningkatan kerentanan patah tulang di usia lanjut
     
  • Masa pemulihan dari cedera atau luka lebih lama
     
  • Kehilangan massa otot (sarkopenia), melemahkan kehidupan sehari-hari

Cara Mencegah dan Mengatasi Kekurangan Kolagen

Manfaat kolagen bisa dijaga bahkan diperbaiki dengan beberapa kebiasaan sehat:

a. Konsumsi makanan kaya asam amino & vitamin C
Protein dari daging, telur, susu, ikan, dan kacang-kacangan menyediakan bahan baku kolagen. Buah seperti jeruk, tomat, stroberi juga mendukung sintesis kolagen berkat vitamin C.

b. Suplemen kolagen
Studi menunjukkan suplemen kolagen membantu meningkatkan elastisitas dan kelembapan kulit, serta mengurangi keriput. Konsultasikan dosis dengan dokter.

Ramadhan Glowing

Diskon hingga 50% untuk rayakan momen kemenangan dengan kulit cerah, sehat, dan glowing maksimal!

Reservasi sekarang
Ramadhan Glowing

c. Suntik kolagen & krim ampitekstur
Perawatan medis seperti suntik dapat memulihkan volume wajah. Krim kolagen tidak menembus kulit, tetapi efektif menjaga kelembapan.

d. Lindungi dari sinar UV
Gunakan sunscreen SPF ≥30 setiap hari, topi, dan kacamata saat keluar ruangan.

e. Berhenti merokok
Menghentikan merokok menghentikan kerusakan kolagen dan memperbaiki regenerasi jaringan kulit.

f. Tidur cukup & berkualitas
Tidur 7–8 jam malam harinya membantu tubuh memproduksi kolagen dan hormon pertumbuhan.

g. Kurangi gula & pola ekspresi berlebihan
Batasi konsumsi gula dan pelebaran wajah yang terus menerus. Gunakan perawatan yang sesuai (misal retinol) .

h. Gaya hidup sehat lainnya
Minum cukup air, olahraga rutin (kardio & angkat beban), dan pilih perawatan kulit seperti serum retinol dan pelembap khusus.

Kolagen adalah pondasi utama agar kulit tetap kencang, elastis, dan awet muda, serta menjaga kesehatan sendi, otot, dan tulang. Kekurangannya tidak hanya mempercepat penuaan kosmetik, tetapi juga menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang.

Dengan gaya hidup sehat: makan bergizi, hindari UV dan rokok, cukup tidur, hindari gula berlebih, dan perawatan pendukung seperti suplemen atau krim, kita dapat memperlambat proses penurunan kolagen dan tetap tampil segar alami.


 

Referensi
National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Oral Intake of Low-Molecular-Weight Collagen Peptide Improves Hydration, Elasticity, and Wrinkling in Human Skin: A Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled Study
National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Collagen supplementation in skin and orthopedic diseases: A review of the literature
National Library of Medicine. Diakses pada 2025. The Effects of Collagen Peptides as a Dietary Supplement on Muscle Damage Recovery and Fatigue Responses: An Integrative Review

Diulas oleh: dr. Yunita


 

Ramadhan Glowing

Diskon hingga 50% untuk rayakan momen kemenangan dengan kulit cerah, sehat, dan glowing maksimal!

Reservasi sekarang
Ramadhan Glowing
Kembali ke daftar artikel