Reglow Clinic

Pengaruh Gula terhadap Jerawat

Dipublikasikan pada: 31 Dec 2025

Gambar artikel

Pengaruh Gula terhadap Jerawat

Jerawat bukan sekadar masalah remaja atau kebersihan kulit semata, melainkan kondisi multifaktorial yang melibatkan hormon, genetika, bakteri, dan juga pola hidup termasuk diet. Banyak orang bertanya, apakah konsumsi gula bisa menyebabkan jerawat? Untuk menjawabnya, kita perlu memahami hubungan nutrisi dan mekanisme tubuh secara mendalam, khususnya seputar diet & acne, peran insulin & sebum, serta bukti ilmiah terbaru terkait gula dan jerawat.

1. Hubungan Diet dan Jerawat (Diet & Acne)

Selama beberapa dekade, hubungan antara diet dan jerawat sempat dianggap mitos atau kontroversial. Namun bukti ilmiah kini mulai mendukung bahwa pola makan dapat memengaruhi timbulnya jerawat, terutama ketika diet tersebut berkontribusi pada fluktuasi hormon dan respons inflamasi di kulit. Penelitian berjudul Diet and acne: A systematic review menemukan bahwa makanan dengan beban glikemik tinggi termasuk makanan manis dan kaya gula cenderung berhubungan dengan keparahan jerawat. 

Glycemic Index (GI) adalah ukuran seberapa cepat karbohidrat dalam makanan meningkatkan kadar gula darah. Makanan dengan GI tinggi, yang cepat meningkatkan gula darah, dapat memicu respons hormonal yang membantu memicu jerawat. Sebuah tinjauan sistematis mengamati bahwa diet dengan indeks glikemik tinggi dan beban glikemik meningkat memiliki efek pro-jerawat yang signifikan. 

Selain itu, studi juga menunjukkan hubungan antara pola makan tinggi makanan manis dan konsumsi minuman bergula dengan kejadian jerawat. Sebagai contoh, studi besar berjudul Association Between Adult Acne and Dietary Behaviors: Findings From the NutriNet-Santé Prospective Cohort Study di Prancis dengan lebih dari 24.000 peserta menemukan hubungan positif antara diet tinggi gula atau makanan tinggi lemak dengan kejadian jerawat pada orang dewasa.

Namun, penting dicatat bahwa tidak semua orang akan mengalami jerawat karena gula. Faktor individu, genetik, jenis kulit, dan riwayat hormonal turut menentukan sejauh mana diet mempengaruhi kondisi kulit.

2. Peran Insulin dan Sebum dalam Jerawat

Untuk mengerti bagaimana gula dapat berkontribusi terhadap jerawat, kita perlu melihat mekanisme hormon setelah konsumsi gula. Ketika kita mengonsumsi makanan tinggi gula atau karbohidrat sederhana, tubuh akan merespons dengan menaikkan kadar gula darah. Sebagai respons, pankreas melepaskan insulin, hormon yang bertugas menurunkan gula darah dan membantu penyimpanan energi. Namun respons insulin yang berulang kali tinggi dapat memicu efek lain di tubuh.

Insulin Meningkatkan Produksi Sebum

Penelitian menunjukkan bahwa kenaikan insulin dapat meningkatkan aktivitas kelenjar sebasea, yakni kelenjar penghasil minyak di kulit. Ketika insulin tinggi, tubuh juga meningkatkan produksi IGF-1 (Insulin-like Growth Factor-1), yang dikenal mampu merangsang produksi sebum. Peningkatan sebum ini membuat kulit menjadi lebih berminyak, dan bila terkombinasi dengan sel kulit mati, pori-pori dapat tersumbat, memicu formasi komedo dan peradangan jerawat.

Lebih jauh lagi, studi klinis menunjukkan bahwa diet berindeks glikemik rendah yang menstabilkan insulin darah dapat membantu mengurangi jumlah lesi jerawat dibandingkan diet berindeks glikemik tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa cara kita makan, terutama konsumsi gula dan karbohidrat yang cepat dicerna, dapat mempengaruhi beratnya jerawat melalui jalur hormon.

Inflamasi dan Jerawat

Lonjakan insulin tidak hanya memicu produksi sebum, tetapi juga berkontribusi pada respon inflamasi. Peradangan di dalam tubuh dapat memperburuk kondisi jerawat karena sel-sel kulit dan folikel rambut yang tersumbat menjadi lebih mudah meradang, memicu kemerahan dan pembentukan pustula atau papula.

3. Apakah Gula Bikin Jerawat? Jawaban yang Lebih Komprehensif

Jadi, apakah gula benar-benar bikin jerawat? Jawabannya adalah bisa jadi iya, tetapi tidak secara langsung. Artinya, gula sendiri bukan semacam “microbe” yang menempel pada kulit dan menyebabkan infeksi, tetapi efek metabolik dari gula di dalam tubuhlah yang menciptakan lingkungan yang lebih mendukung munculnya jerawat pada beberapa individu.

Mekanisme Tidak Langsung

Setelah kita mengonsumsi gula berlebih:

  1. Kadar gula darah cepat naik, sehingga tubuh memproduksi lebih banyak insulin.
     
  2. Insulin dan IGF-1 meningkat yang bisa merangsang kelenjar sebasea untuk memproduksi lebih banyak sebum.
     
  3. Sebum yang berlebih bersama sel kulit mati dapat menyumbat pori-pori.
     
  4. Lingkungan tersumbat ini dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri penyebab inflamasi, seperti Propionibacterium acnes, yang kemudian memicu jerawat.
     

Selain itu, konsumsi gula secara berlebihan juga dikaitkan dengan respon inflamasi sistemik yang dapat memperburuk kondisi kulit yang rentan terhadap jerawat. 

#CantikLebihLama Bersama Reglow Clinic

Diskon hingga 50% untuk kembalikan cantikmu dengan treatment yang disesuaikan untuk segala kondisi kulit Anda

Reservasi sekarang

Tidak Semua Orang Sama

Penting untuk diingat bahwa jerawat adalah kondisi multifaktorial. Tidak semua orang yang makan gula banyak akan otomatis mengalami jerawat. Ada banyak faktor lain termasuk genetika, hormon androgen, stres, kebersihan kulit dan jenis produk yang digunakan yang turut memengaruhi kondisi kulit. Dengan kata lain, gula dapat memperburuk kondisi jerawat pada orang yang sudah rentan terhadap jerawat, tetapi bukan satu-satunya penyebab utama. 

4. Tips Diet yang Mendukung Kulit Lebih Sehat

Jika kamu merasa jerawat sering muncul setelah makan makanan manis atau tinggi gula, kamu bisa mempertimbangkan langkah-langkah berikut:

1. Kurangi Makanan Berindeks Glikemik Tinggi

Makanan seperti minuman bergula, kue, donat, permen, dan olahan tepung putih cepat meningkatkan gula darah dan insulin.

2. Pilih Karbohidrat Kompleks

Karbohidrat dari sayur, buah utuh, biji-bijian matematikan lonjakan gula darah yang drastis dan memberikan serat serta nutrisi penting.

3. Perhatikan Pola Makan Seimbang

Protein tanpa lemak, lemak sehat, dan mikronutrien seperti zinc, omega-3, serta vitamin A dan E mendukung kesehatan kulit.

4. Catat Respons Kulitmu

Memiliki jurnal makanan dan catatan jerawat dapat membantu melihat pola apakah gula atau jenis makanan tertentu memicu jerawatmu.

Jerawat tidak disebabkan oleh gula secara langsung, namun konsumsi gula berlebih dapat menciptakan lingkungan hormonal yang mendukung timbulnya jerawat, terutama pada individu yang sudah sensitif terhadap faktor diet dan hormon. Gula dan makanan berindeks glikemik tinggi dapat memicu lonjakan insulin dan IGF-1, yang selanjutnya meningkatkan produksi sebum dan inflamasi kulit. Dengan memahami mekanisme ini, kamu dapat menyesuaikan pola makan untuk membantu mengurangi risiko jerawat atau memperburuknya. 

 

Referensi
National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Diet and acne: A systematic review
National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Association Between Adult Acne and Dietary Behaviors: Findings From the NutriNet-Santé Prospective Cohort Study


Diulas oleh: dr. Yunita

 

#CantikLebihLama Bersama Reglow Clinic

Diskon hingga 50% untuk kembalikan cantikmu dengan treatment yang disesuaikan untuk segala kondisi kulit Anda

Reservasi sekarang
Kembali ke daftar artikel