Reglow Clinic

Memuji Kecantikan dalam Islam: Pandangan Agama

Dipublikasikan pada: 22 May 2025

Gambar artikel

Memuji Kecantikan dalam Islam: Pandangan Agama

Berbicara tentang kecantikan dalam Islam, kita sebenarnya sedang menyentuh topik yang sangat mendalam dan penuh makna. Dalam pandangan Islam, kecantikan bukanlah semata-mata soal penampilan luar, tetapi juga menyangkut keindahan batin dan akhlak. Kecantikan merupakan anugerah dari Allah SWT yang harus selalu kita syukuri dengan sepenuh hati. Artikel ini akan mengupas secara menyeluruh mengenai bagaimana Islam memandang kecantikan, etika dalam memuji kecantikan, serta tata cara yang tepat ketika memberikan pujian kepada sesama, terutama kepada wanita Muslim. Semoga pembahasan ini bisa memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan menginspirasi kita untuk selalu menghargai serta menjaga anugerah kecantikan yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Konsep Kecantikan dalam Islam

Dalam Islam, konsep kecantikan merupakan anugerah yang sangat luas dan mendalam, melampaui sekadar penampilan fisik yang menarik. Konsep kecantikan dalam Islam mencakup dua aspek utama, yaitu kecantikan lahir dan kecantikan batin. Kecantikan lahir terlihat dari penampilan fisik yang menawan seperti wajah yang berseri, kulit yang sehat, dan tata cara berpakaian yang sopan sedangkan kecantikan batin meliputi kualitas hati dan perilaku, seperti keimanan yang kuat, akhlak mulia, ketulusan, dan kelembutan dalam berinteraksi.

Mengapa kecantikan dalam Islam tidak hanya terfokus pada penampilan fisik?
Dalam ajaran Islam, penampilan fisik dianggap sebagai aspek yang bersifat sementara, sedangkan kebaikan batin merupakan kualitas yang kekal dan lebih bernilai di hadapan Allah SWT. Hal ini disebabkan karena penampilan fisik dapat berubah seiring waktu, sementara karakter dan keimanan yang baik akan terus tumbuh dan memberikan dampak positif yang abadi. Islam mengajarkan bahwa setiap manusia diciptakan dengan potensi keindahan yang tidak hanya terlihat dari luar, tetapi yang sejatinya terletak pada kedalaman hati dan perilaku sehari-hari. Kecantikan batinlah yang mengarahkan seseorang untuk terus berbuat baik, menjaga hubungan sosial yang harmonis, dan menegakkan keadilan. Oleh karena itu, seorang wanita Muslim yang cantik sesungguhnya adalah dia yang mampu memadukan keindahan fisik dengan kekuatan iman dan akhlak yang terpuji.

Penting untuk diingat bahwa keutamaan dalam Islam tidak diukur dari penampilan luar semata. Sebagaimana termaktub dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Al-Hujurat: 13)

Ayat ini menjadi landasan bahwa ukuran kecantikan sejati tidak terletak pada aspek lahiriah seperti warna kulit, bentuk wajah, ataupun penampilan, melainkan pada tingkat ketaqwaan dan kebaikan hati yang dimiliki seseorang. Dengan demikian, setiap pujian terhadap kecantikan hendaknya selalu disertai dengan pengakuan bahwa segala sesuatu adalah anugerah dari Allah SWT, dan bahwa keutamaan seseorang di mata-Nya ditentukan oleh ketaatan serta perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam. Kesimpulannya, kecantikan dalam Islam adalah sebuah konsep holistik yang mencakup baik aspek fisik maupun batin. 

Karakteristik Wanita Cantik Menurut Islam

  1. Akhlak Mulia dan Kepribadian Baik

Landasan Al-Qur'an untuk karakteristik ini terdapat dalam QS. Al-Hujurat:13 yang mengajarkan, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa." Ayat ini menekankan bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah ditentukan oleh kualitas keimanan dan akhlak, bukan semata-mata penampilan fisik.

  1. Ketaatan dalam Ibadah

Landasan Al-Qur'an mendasari hal ini melalui QS. Al-Baqarah:277, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, mereka itulah yang tetap mendapat pahala di sisi Tuhan mereka. Mereka tidak merasa takut dan tidak (pula) bersedih hati." Ayat ini menegaskan bahwa ketaatan dalam ibadah membawa keberkahan serta perlindungan dari Allah.

  1. Kerendahan Hati

Landasan Al-Qur'an yang mendasari sikap ini terdapat pada QS. Al-Hujurat:13, di mana ayat tersebut mengingatkan bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah adalah milik mereka yang paling bertakwa, yang tentu saja tidak tercapai dengan kesombongan, melainkan dengan kerendahan hati.

  1. Menjaga Kehormatan dan Kesucian

Ayat yang menjadi landasan untuk menjaga kesucian terdapat dalam QS. An-Nur:31,
"Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya..." Ayat ini memberikan pedoman jelas mengenai pentingnya menjaga kehormatan dan kesucian sebagai bagian dari keimanan.

Ramadhan Glowing

Diskon hingga 50% untuk rayakan momen kemenangan dengan kulit cerah, sehat, dan glowing maksimal!

Reservasi sekarang
Ramadhan Glowing

  1. Kebersihan dan Kerapihan

Hal ini sejalan dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang mengatakan, "Kebersihan adalah sebagian dari iman." Secara tidak langsung, QS. Al-Baqarah:195 yang menyatakan agar kita mengerjakan kebaikan juga mendukung hal ini, karena merawat diri merupakan salah satu bentuk amal yang membawa kebaikan.

  1. Kesopanan dan Keramahan

Landasan Al-Qur'an untuk kesopanan terdapat dalam QS. Al-Isra:53,
"Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar)..." Ayat ini mengajarkan agar setiap ucapan dan perbuatan dilakukan dengan penuh kesopanan dan kebaikan, sehingga mencerminkan keindahan akhlak yang sejati.

Etika Memuji Kecantikan dalam Islam

Memuji kecantikan seseorang, terutama wanita Muslim, memerlukan kesadaran dan pengertian mendalam tentang etika yang diajarkan dalam Islam. Pujian harus disampaikan dengan penuh keikhlasan dan tidak boleh mengandung unsur riya’ (pamer) atau kepentingan pribadi yang berlebihan. Hal ini penting agar pujian yang diberikan tetap murni dan tidak menimbulkan fitnah atau kesalahpahaman. Beberapa etika penting yang perlu diperhatikan saat memberikan pujian adalah:

  1. Tulus dan Ikhlas Pujian yang diberikan dengan hati yang murni, tanpa ada niat tersembunyi atau kepentingan pribadi. Ketulusan dalam memuji memastikan bahwa pujian tersebut benar-benar mencerminkan apresiasi yang jujur, sehingga dapat mempererat hubungan dan meningkatkan semangat orang yang dipuji. Sebelum memuji, periksa niat Anda. Pastikan pujian tersebut didasarkan pada pengakuan nyata atas kebaikan atau prestasi seseorang, bukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau manipulasi.
  2. Tidak Berlebihan Memberikan pujian secara proporsional, sesuai dengan kenyataan, dan tidak melebih-lebihkan. Pujian yang berlebihan dapat membuat orang yang dipuji merasa tidak nyaman, sombong, atau bahkan menimbulkan fitnah. Islam mengajarkan keseimbangan dalam segala hal, termasuk dalam memuji. Sampaikan pujian dengan sederhana dan spesifik. Fokus pada aspek tertentu yang memang patut dipuji, tanpa menambahkan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan.
  3. Disertai Doa Mengiringi pujian dengan doa untuk kebaikan orang yang dipuji. Doa menunjukkan bahwa kita mengharapkan keberkahan dari Allah bagi orang yang dipuji, serta mengingatkan bahwa segala kebaikan berasal dari-Nya. Setelah memuji, tambahkan ungkapan seperti "Barakallahu fiik" (semoga Allah memberkahi kamu) atau "Jazakumullah khairan" (semoga Allah membalas kebaikanmu dengan kebaikan).
  4. Sopan dan Menghormati Menyampaikan pujian dengan cara yang santun dan menghargai martabat orang yang dipuji. Kesopanan dalam memuji menjaga kehormatan kedua belah pihak dan mencegah kesalahpahaman atau perasaan tersinggung. Gunakan bahasa yang baik dan hormat. Hindari kata-kata yang bisa dianggap merendahkan atau tidak pantas. Sesuaikan konteks dan situasi saat memberikan pujian.
  5. Tidak Menimbulkan Fitnah Memastikan bahwa pujian yang diberikan tidak menyebabkan gosip, salah paham, atau kerugian bagi pihak manapun. Pujian yang tidak tepat dapat memicu fitnah, merusak reputasi, atau menimbulkan konflik di antara individu atau kelompok. Pertimbangkan dampak dari pujian sebelum menyampaikannya. Hindari memuji secara berlebihan di depan umum atau dalam konteks yang dapat disalahartikan.

Cara Menyikapi Pujian atas Kecantikan

Saat seorang wanita Muslim mendapatkan pujian atas kecantikannya, terdapat beberapa jawaban yang disarankan untuk mengungkapkan rasa syukur dan penghormatan kepada Allah SWT. Berikut adalah beberapa ucapan yang sering digunakan:

  • Jazakumullah Khairan: Ucapan ini berarti “Semoga Allah membalas kebaikanmu dengan sebaik-baiknya.” Dengan mengucapkan ini, wanita tersebut menyampaikan bahwa segala pujian adalah karunia Allah SWT.
  • Tabarakallah: Ucapan ini mengandung makna “Maha Suci Allah,” mengingatkan bahwa segala keindahan yang kita lihat adalah hasil kehendak dan anugerah-Nya.
  • Masyaallah Tabarakallah: Gabungan ucapan ini menunjukkan kekaguman atas ciptaan Allah, sambil menekankan bahwa apa yang terjadi adalah bagian dari kehendak-Nya.

Ketiga jawaban tersebut tidak hanya menunjukkan rasa syukur yang mendalam, tetapi juga menanamkan sikap rendah hati yang sangat dianjurkan dalam Islam. 

Bahaya Berbangga Diri dan Memuji Diri Sendiri

Dalam Islam, berbangga diri atau terlalu sering memuji kecantikan diri sendiri merupakan sikap yang harus dihindari. Sikap seperti ini dapat menimbulkan sifat sombong dan berpotensi mengundang iri hati atau bahkan hasad dari orang lain. Berikut adalah beberapa bahaya dari berbangga diri dan terlalu memfokuskan pujian pada diri sendiri:

  • Sifat Sombong dan Riyaa’: Ketika seseorang terlalu membanggakan diri, ia cenderung melupakan bahwa segala sesuatu yang dimiliki adalah anugerah dari Allah SWT. Hal ini dapat menjauhkan dirinya dari rahmat dan ridha-Nya.
  • Penyebab Hasad: Sikap sombong bisa memicu perasaan iri hati (hasad) di antara orang lain, yang pada akhirnya dapat menimbulkan konflik atau bahkan merusak hubungan sosial.
  • Mengabaikan Kecantikan Batin: Terlalu fokus pada penampilan fisik dapat mengalihkan perhatian dari pengembangan kecantikan batin, yang sesungguhnya jauh lebih penting dalam kehidupan seorang Muslim.
  • Ketidakpuasan Diri: Selalu mencari pujian atas penampilan fisik dapat membuat seseorang merasa tidak pernah cukup, sehingga selalu merasa harus memperbaiki diri secara berlebihan.

Hikmah di Balik Pujian terhadap Kecantikan

Setiap kali kita memberikan pujian terhadap kecantikan, sebenarnya kita sedang mengingatkan diri kita sendiri tentang keagungan Allah SWT sebagai pencipta segala sesuatu. Pujian itu seharusnya tidak hanya berfungsi sebagai bentuk pengakuan atas keindahan fisik semata, tetapi juga sebagai pengingat akan keindahan ciptaan-Nya yang penuh hikmah. Ada beberapa hikmah mendalam yang bisa kita petik dari pujian terhadap kecantikan, di antaranya:

  • Mengakui Kebesaran Allah: Saat kita memuji kecantikan, kita juga seolah-olah mengagungkan Allah SWT yang telah menciptakan segala sesuatu dengan begitu sempurna.
  • Meningkatkan Rasa Syukur: Pujian yang disertai dengan doa selalu mengingatkan kita untuk mensyukuri setiap nikmat yang telah diberikan, baik itu kecantikan fisik maupun batin.
  • Mendorong Perbaikan Diri: Dengan memberikan pujian yang tulus, kita juga memberikan motivasi kepada orang yang dipuji untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas keimanan serta akhlaknya.
  • Membangun Hubungan Sosial yang Positif: Pujian yang disampaikan dengan etika yang baik dapat mempererat hubungan antar sesama, karena ia menciptakan suasana saling menghargai dan menghormati.

Mari kita jaga dan rawat anugerah kecantikan yang telah diberikan Allah kepada kita dengan cara yang terbaik. Baik itu kecantikan fisik maupun batin, semuanya merupakan bentuk karunia yang harus kita manfaatkan untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain. Semoga setiap pujian yang kita berikan selalu diiringi dengan niat tulus untuk saling menginspirasi dan memperkuat keimanan, sehingga kita dapat terus tumbuh dalam kebaikan dan kasih sayang. 

 

Ramadhan Glowing

Diskon hingga 50% untuk rayakan momen kemenangan dengan kulit cerah, sehat, dan glowing maksimal!

Reservasi sekarang
Ramadhan Glowing
Kembali ke daftar artikel