Reglow Clinic

Milia di Wajah: Penyebab, Cara Menghilangkan, dan Kapan Harus ke Klinik

Dipublikasikan pada: 19 Jun 2025

Gambar artikel

Milia di Wajah: Penyebab, Cara Menghilangkan, dan Kapan Harus ke Klinik

Milia adalah benjolan kecil berwarna putih atau kekuningan yang muncul di permukaan kulit, umumnya di wajah (sekitar mata, hidung, pipi, dan dahi). Bintik-bintik ini tampak seperti “whiteheads” (komedo putih), tetapi sebenarnya terbentuk di bawah lapisan kulit, bukan akibat pori tersumbat seperti jerawat biasa. Studi berjudul Milia menyebutkan Milia tidak berbahaya dan sering muncul pada bayi baru lahir (sekitar 40–50% bayi). Pada bayi kondisi ini biasa hilang sendiri dalam beberapa minggu. Pada anak-anak maupun orang dewasa pun milia bisa muncul, meski sering kali memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh. Perlu dicatat, jika hanya ada satu benjolan putih kecil, istilahnya milium, sedangkan bila muncul berkelompok disebut milia.

Jenis-jenis Milia

Secara umum milia dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebab dan usianya:

  • Milia Neonatal – milia pada bayi baru lahir. Biasanya muncul sekitar hidung dan pipi bayi. Kondisi ini sangat umum dan umumnya hilang sendiri dalam beberapa minggu tanpa pengobatan.
     
  • Milia Primer – milia yang muncul pada anak-anak dan orang dewasa sehat. Jenis ini sering timbul setelah terbentuknya jaringan kulit baru, dan biasanya akan hilang dalam beberapa minggu hingga bulan.
     
  • Milia Sekunder – milia yang muncul di area kulit yang pernah mengalami cedera atau peradangan. Contohnya setelah luka bakar, luka lepuh, operasi kulit, atau efek samping perawatan kulit tertentu (seperti dermabrasi, laser resurfacing). Milia sekunder juga bisa muncul jika rutin menggunakan krim steroid dalam jangka panjang.
     
  • Milia en Plaque – milia berat yang muncul dalam bentuk bercak lebar (diameternya bisa beberapa sentimeter) dan menonjol. Jenis ini tergolong jarang dan penyebab pastinya belum jelas. Milia en plaque lebih sering terjadi pada wanita paruh baya.
     
  • Multiple Eruptive Milia – timbulnya banyak milia secara tiba-tiba dalam beberapa minggu atau bulan. Jenis ini juga jarang dan biasanya memerlukan penanganan khusus.
     

Pada dasarnya semua milia berisi protein keratin yang mengeras di bawah kulit. Benjolan milia biasanya tidak menimbulkan nyeri, meski kadang bisa terasa gatal atau iritasi jika terkena gesekan. Karena bentuknya kecil dan halus, milia seringkali tidak disadari duluan dan baru terlihat saat menonjol.

Penyebab Milia pada Wajah

Milia terbentuk ketika sel kulit mati (keratin) terperangkap di bawah lapisan kulit dan mengeras menjadi benjolan halus. Normalnya sel kulit mati seharusnya terkelupas dan tergantikan oleh sel baru. Namun jika tidak terlepas sempurna, sel mati tersebut menumpuk di bawah kulit. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja. Adapun faktor pemicu umumnya meliputi:

  • Paparan sinar matahari berlebihan. Terlalu lama terkena sinar matahari (UV) dapat merusak kulit dan mengganggu proses pergantian sel. Akibatnya, sel-sel mati tertahan dan memicu terbentuknya milia.
     
  • Kulit cedera atau iritasi. Luka bakar, lepuh, gigitan serangga, atau prosedur perawatan kulit yang agresif (seperti dermabrasi atau laser) bisa meninggalkan area kulit yang rentan milia. Jika lapisan kulit terganggu, milia sekunder bisa muncul selama kulit sembuh.
     
  • Penggunaan obat/krim steroid jangka panjang. Pemakaian steroid topikal tanpa pengawasan dokter (misalnya krim prednison) dapat menipiskan kulit dan memicu milia.
     
  • Faktor genetik atau kondisi medis tertentu. Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik untuk mengalami milia. Begitu pula, penyakit autoimun atau kelainan kulit langka dapat menyebabkan terbentuknya milia lebih mudah.
     
  • Kulit bayi yang belum matang. Pada bayi baru lahir, kulit masih belajar mengganti sel mati. Proses pergantian sel yang belum sempurna ini membuat milia neonatal sering muncul terutama di wajah bayi, meski biasanya sembuh sendiri tanpa obat.
     

Secara garis besar, penyebab pasti timbulnya milia dewasa belum sepenuhnya diketahui. Namun karena penyebab utamanya adalah tersumbatnya keratin, langkah pencegahan dan pengobatan umumnya ditujukan pada membantu proses eksfoliasi (pengelupasan sel kulit mati) agar keratin tidak menumpuk.

Cara Menghilangkan Milia

Ada beberapa cara alami maupun medis untuk mengatasi milia. Pada dasarnya milia cenderung hilang sendiri, tetapi bila ingin lebih cepat atau mengurangi jumlahnya, berikut beberapa langkah yang bisa dicoba:

  • Eksfoliasi kulit secara rutin – Mengelupas sel kulit mati membantu mencegah terbentuknya milia. Gunakan produk perawatan kulit (skincare) dengan bahan eksfoliasi, seperti retinol, asam salisilat, atau asam glikolat. Retinol atau gel dengan adapalene (obat jerawat yang mirip retinoid) bisa merangsang pergantian sel kulit. Mulailah dengan pemakaian 1–2 kali seminggu untuk menghindari iritasi, lalu tingkatkan perlahan jika kulit toleran.
     
  • Perlindungan dari sinar matahari – Sinar matahari yang berlebih dapat memicu milia. Selalu gunakan tabir surya (SPF ≥ 30) setiap hari, bahkan saat berada di dalam rumah dekat jendela. Tabir surya berbasis mineral (physical sunscreen) lebih dianjurkan karena tidak menyumbat pori. Melindungi kulit dari UV juga menjaga kulit agar tetap sehat dan proses pergantian sel berjalan normal.
     
  • Bahan alami – Beberapa bahan alami dipercaya membantu melembutkan milia dan meluruhkan keratin. Contohnya, madu Manuka sebagai masker wajah dapat membantu melarutkan keratin terperangkap di bawah kulit. Air mawar atau toner yang mengandung ekstrak bunga mawar juga bersifat antiinflamasi, membantu mencegah iritasi milia. Asam alami dalam lemon atau cuka apel (dilusi air) dapat digunakan sebagai eksfoliasi lembut, tetapi sebaiknya hati-hati jika kulit sensitif karena bisa menimbulkan iritasi. Terapi uap wajah (kompres hangat) juga dapat membuka pori dan melunakkan milia sehingga lebih mudah rontok.
     
  • Hindari memencet milia sendiri – Milia terbentuk di bawah kulit, bukan berisi nanah. Memencet atau mencongkelnya sendiri justru bisa merusak lapisan kulit dan menimbulkan luka bernanah atau bekas luka. Maka, jangan coba mengeluarkan milia dengan jarum atau penggaruk. Bila coba paksa mengeluarkannya, risiko infeksi dan jaringan parut akan meningkat.
     
  • Salep dokter (retinoid) – Jika milia sulit hilang, dokter kulit dapat meresepkan krim retinoid (misalnya tretinoin). Salep ini bekerja mengangkat sel kulit mati dan membuka pori-pori sehingga milia cepat menghilang. Setelah pakai retinoid, kulit menjadi sensitif terhadap sinar matahari, jadi pemakaian tabir surya menjadi sangat penting.
     
  • Prosedur medis – Untuk hasil cepat, dokter kulit atau estetika dapat melakukan prosedur berikut: ekstraksi milia (membuat sayatan kecil dengan jarum steril lalu mengeluarkan isinya) atau terapi laser (mengangkat lapisan kulit mati). Hal ini diperkuat dengan adanya studi berjudul Milia menyebutkan Penanganan Milia untuk kasus yang menetap memiliki pilihan pengobatan meliputi Ekstraksi manual oleh profesional, krim topikal retinoid dan Terapi laser. Ketiga metode ini efektif menghilangkan milia yang menahun, namun harus dilakukan oleh tenaga medis profesional. Setelah prosedur, akan timbul kemerahan atau bengkak ringan yang akan sembuh dalam beberapa hari.
     
  • Perawatan umum kulit – Rutin membersihkan muka dua kali sehari dengan sabun lembut dan pelembap dapat menjaga kesehatan kulit agar sel mati terkelupas secara teratur. Konsumsi makanan kaya vitamin B kompleks dan vitamin E juga dianjurkan untuk mendukung regenerasi kulit yang sehat.
     

Secara keseluruhan, milia biasanya bisa hilang dengan sendirinya jika kondisi kulit dirawat dengan baik. Sabar dan konsisten merawat kulit sangat membantu. Namun bila milia terus muncul atau sangat mengganggu, metode medis di atas dapat dipertimbangkan.

Ramadhan Glowing

Diskon hingga 50% untuk rayakan momen kemenangan dengan kulit cerah, sehat, dan glowing maksimal!

Reservasi sekarang
Ramadhan Glowing

Kapan Harus ke Klinik

Anda perlu berkonsultasi ke dokter/dokter kulit jika milia tidak hilang dalam beberapa minggu/bulan atau justru makin banyak meski sudah dicoba berbagai cara di atas. Begitu juga bila benjolan tersebut mulai terasa nyeri, bernanah, atau menimbulkan bekas yang mengganggu penampilan. Dokter dapat mengevaluasi kondisi kulit dan memberikan penanganan tepat, misalnya ekstraksi steril atau resep krim tertentu. Sebaiknya jangan menunda pergi ke klinik jika milia menetap lama; milia yang sudah lama dapat lebih sulit dihilangkan dan berisiko meninggalkan bekas luka jika dipaksakan sendiri. Untuk penanganan yang aman dan profesional, Anda bisa berkonsultasi langsung di Reglow Klinik by dr. Shindy Putri, yang menyediakan perawatan kulit terpercaya dan sesuai kebutuhan Anda.

Tips Pencegahan Milia

Mencegah munculnya milia sepenuhnya memang sulit, terutama pada bayi. Namun Anda bisa mengurangi risiko agar milia tidak sering kambuh:

  • Gunakan tabir surya setiap hari. Lindungi kulit dari sinar UV dengan pemakaian sunscreen minimal SPF 30 setiap hari. Sinar matahari yang berlebihan membuat sel kulit mati sulit terkelupas, sehingga milia lebih mudah muncul.
     
  • Pilih produk perawatan kulit yang sesuai. Pakailah produk non-komedogenik dan ringan sesuai jenis kulit Anda. Hindari krim wajah yang terlalu berat atau mengandung kortikosteroid tanpa resep dokter. Produk berbasis mineral (seperti foundation atau sunscreen physical) lebih ramah bagi kulit yang rentan milia.
     
  • Jaga kebersihan dan kesehatan kulit. Cuci muka dua kali sehari dengan sabun lembut bebas pewangi. Lakukan eksfoliasi ringan (misalnya dengan asam salisilat) secara berkala untuk mengelupas sel kulit mati. Kulit yang bersih dan terawat cenderung lebih jarang terjadi masalah milia.
     
  • Perhatikan pola makan. Konsumsi cukup sayur, buah, dan makanan sumber vitamin B kompleks dan vitamin E bisa membantu mempercepat pergantian sel kulit. Tubuh yang sehat umumnya memiliki proses regenerasi kulit yang baik.
     
  • Jangan sembarangan mencabut atau memencet milia. Sebagaimana disebutkan, manipulasi sendiri malah meningkatkan risiko infeksi dan bekas luka. Jika ragu, konsultasikan produk perawatan atau tindakan lanjutan dengan dokter.
     

Dengan menjalankan tips di atas dan menjaga kesehatan kulit secara menyeluruh, milia dapat diminimalkan kemunculannya. Jika muncul milia baru, jangan panik – lakukan perawatan kulit rutin dan amati perkembangannya. Kebanyakan milia akan hilang dengan sendirinya tanpa penanganan khusus. Namun jika Anda masih merasa khawatir atau penampilannya mengganggu, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi ke dokter agar milia dapat ditangani dengan tepat.

 

Referensi
National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Milia


Diulas oleh: dr. Yunita

 

Ramadhan Glowing

Diskon hingga 50% untuk rayakan momen kemenangan dengan kulit cerah, sehat, dan glowing maksimal!

Reservasi sekarang
Ramadhan Glowing
Kembali ke daftar artikel