Reglow Clinic

Tanpa Disadari, 5 Gaya Hidup Ini Bisa Bikin Kolagen di Wajah Cepat Habis

Dipublikasikan pada: 07 Jul 2025

Gambar artikel

Tanpa Disadari, 5 Gaya Hidup Ini Bisa Bikin Kolagen di Wajah Cepat Habis

Kolagen adalah protein penting yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Namun, beberapa kebiasaan sehari-hari tanpa disadari dapat mempercepat penurunan produksi kolagen, menyebabkan kulit wajah tampak lebih tua dari usia sebenarnya. Berikut adalah lima gaya hidup yang dapat merusak kolagen di wajah:

1. Paparan Sinar Matahari Berlebihan

Sinar ultraviolet (UV), khususnya UVA dan UVB dari matahari, merupakan salah satu musuh utama kolagen kulit. Mereka yang paling rentan terhadap kerusakan ini adalah orang-orang yang sering beraktivitas di luar ruangan tanpa perlindungan, seperti pekerja lapangan, atlet, atau orang yang tinggal di daerah tropis. Efek buruk dari sinar UV bisa mulai terlihat sejak usia 25–30 tahun, di mana garis halus dan bintik hitam mulai muncul, terutama jika paparan matahari terjadi terus-menerus tanpa perlindungan.

Paparan sinar UV memicu pembentukan radikal bebas di kulit, yang kemudian merusak struktur kolagen dan elastin. Akibatnya, kulit kehilangan kelenturan, tampak kusam, dan cepat keriput. Selain itu, sinar UV juga merangsang enzim tertentu di kulit (seperti MMPs—matrix metalloproteinases) yang secara aktif menghancurkan jaringan kolagen. Tanpa proteksi seperti tabir surya SPF minimal 30, kolagen akan terus menipis dan tidak mampu memperbaiki dirinya secara optimal.

2. Kebiasaan Merokok

Merokok bukan hanya merugikan organ dalam seperti paru-paru, tetapi juga secara signifikan mempercepat kerusakan kulit. Orang yang telah merokok dalam jangka panjang—terutama sejak usia muda lebih berisiko kehilangan kolagen secara drastis. Tanda-tanda kulit yang menua karena merokok biasanya mulai terlihat pada usia 30-an, ditandai dengan kulit yang mengendur, pucat, dan munculnya keriput halus, terutama di sekitar mulut dan mata.

Nikotin dan zat beracun lainnya dalam rokok mempersempit pembuluh darah di permukaan kulit, mengurangi suplai oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan kolagen. Selain itu, merokok menurunkan kadar vitamin C di dalam tubuh, padahal vitamin ini sangat penting dalam proses sintesis kolagen. Akibatnya, kulit tidak mampu memperbaiki diri dengan baik, dan struktur kolagen yang ada pun mengalami kerusakan lebih cepat.

Penelitian berjudul Smoking affects collagen synthesis and extracellular matrix turnover in human skin menunjukkan bahwa merokok mengurangi laju sintesis kolagen tipe I dan III di kulit sebesar 18% dan 22%, serta meningkatkan kadar enzim MMP-8 yang mempercepat degradasi kolagen. Selain itu, merokok meningkatkan kadar enzim MMP yang menyebabkan degradasi kolagen, serat elastin, dan proteoglikan, yang menunjukkan ketidakseimbangan antara biosintesis dan degradasi dalam metabolisme jaringan ikat dermal. 

3. Kurang Tidur

Kurang tidur adalah gaya hidup yang diam-diam sangat merusak kualitas kulit. Siapa pun bisa terdampak, tetapi orang-orang dengan gaya hidup sibuk atau sering bergadang, seperti pekerja malam atau mahasiswa, menjadi yang paling rentan. Efek buruk dari kurang tidur biasanya mulai terasa dalam jangka menengah, yakni setelah beberapa minggu hingga bulan, dengan tanda seperti kulit kusam, kantung mata, dan elastisitas kulit yang menurun.

Saat tidur, tubuh memproduksi hormon pertumbuhan yang membantu perbaikan jaringan, termasuk kolagen. Namun ketika tidur terganggu atau tidak cukup (kurang dari 7 jam per malam), kadar hormon stres kortisol meningkat. Kortisol inilah yang akan memecah kolagen secara perlahan dan menghambat proses pembentukannya. Dalam jangka panjang, kolagen akan semakin menipis dan kulit akan kehilangan kemampuan alaminya untuk tetap kencang dan segar.

4. Konsumsi Makanan Tinggi Gula

Pola makan yang tinggi gula dan karbohidrat olahan sangat merugikan kesehatan kulit, terutama pada orang yang sudah mengalami metabolisme lambat seperti di usia 30-an ke atas. Efek buruknya sering muncul secara bertahap, namun akan makin jelas terlihat saat kulit mulai kehilangan kekenyalannya dan muncul garis-garis halus lebih cepat dari seharusnya.

Gula dalam darah yang berlebih akan melekat pada protein, termasuk kolagen, melalui proses yang disebut glikasi. Proses ini menghasilkan molekul berbahaya bernama AGEs (Advanced Glycation End Products) yang merusak struktur kolagen, membuatnya kaku dan tidak fleksibel, sehingga kulit menjadi kasar, kehilangan kekenyalan, dan mudah berkerut. Penelitian berjudul Nutrition and aging skin: sugar and glycation menunjukkan bahwa glukosa dan fruktosa dapat mengikat asam amino dalam kolagen dan elastin, menghasilkan AGEs yang mempercepat penuaan kulit. Jadi, meskipun manis di lidah, konsumsi gula berlebih bisa membuat kulit cepat menua.

Ramadhan Glowing

Diskon hingga 50% untuk rayakan momen kemenangan dengan kulit cerah, sehat, dan glowing maksimal!

Reservasi sekarang
Ramadhan Glowing

5. Gerakan dan Ekspresi Wajah Berulang

Ekspresi wajah adalah bagian dari komunikasi alami manusia, namun jika dilakukan berulang-ulang selama bertahun-tahun, bisa memberikan dampak buruk pada kolagen, terutama jika kulit mulai kehilangan elastisitas alaminya. Mereka yang paling berisiko biasanya adalah orang dengan mimik wajah yang ekspresif atau yang bekerja di bidang yang menuntut banyak ekspresi, seperti aktor atau pembicara publik. Garis halus akibat ekspresi biasanya mulai terlihat sejak akhir usia 20-an hingga awal 30-an.

Setiap kali kita mengerutkan dahi, menyipitkan mata, atau tersenyum lebar, otot-otot wajah menarik kulit ke arah tertentu. Seiring bertambahnya usia dan berkurangnya jumlah kolagen serta elastin, kulit tidak mampu kembali ke posisi semula dengan cepat. Hal ini menyebabkan garis-garis halus menjadi permanen. Jadi, meski senyum adalah hal baik, penting juga untuk menjaga elastisitas kulit dengan cukup kolagen agar ekspresi wajah tidak meninggalkan ‘jejak’ yang dalam di kulit.

Cara Menjaga Produksi Kolagen

Untuk menjaga dan meningkatkan produksi kolagen, pertimbangkan langkah-langkah berikut:

  • Mengonsumsi Makanan Kaya Protein dan Vitamin C: Makanan seperti daging, telur, ikan, serta buah-buahan seperti jeruk dan mangga membantu produksi kolagen.
     
  • Menggunakan Suplemen Kolagen: Suplemen dapat membantu meningkatkan elastisitas kulit dan mengurangi keriput.
     
  • Perawatan Kulit yang Tepat: Gunakan produk perawatan kulit yang mengandung kolagen atau bahan yang merangsang produksinya.

Menjaga produksi kolagen sangat penting untuk kesehatan dan penampilan kulit. Dengan menghindari kebiasaan yang merusak kolagen dan menerapkan gaya hidup sehat, Anda dapat mempertahankan kulit yang kencang, elastis, dan awet muda. Ingatlah bahwa perubahan kecil dalam rutinitas harian dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan kulit Anda.

 

Referensi
National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Smoking affects collagen synthesis and extracellular matrix turnover in human skin
National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Nutrition and aging skin: sugar and glycation 


 

Diulas oleh: dr. Yunita

 

Ramadhan Glowing

Diskon hingga 50% untuk rayakan momen kemenangan dengan kulit cerah, sehat, dan glowing maksimal!

Reservasi sekarang
Ramadhan Glowing
Kembali ke daftar artikel